Wednesday, December 31, 2008

refleksi akhir tahun

Abis panas-panasan ke toko sepeda, refleksi yuuuukkk.. Tamu VIP kendaraannya boleh parkir di dalam ;) mumpung lagi ada bintang tamu dari Jakarta, hehehehe..

Saturday, December 27, 2008

Fun Bike Hari Relawan PMI 2008

keracunan abisss
di tempat Start


Lumayaaannn, musim liburan dan akhir taun gini ada acara menyalurkan hasrat gowes. Pendaftaran cuma Rp 10.000,- dapet kaos bahannya bagus (secara disponsorin American Red Cross) dan makan siang (yang ini ga diambil karena udah kelaperan). Di jadwal sih start jam 7 pagi di Taman Sri Ratu Safiatuddin. Prakteknya jam 8 masih kata sambitan eh sambutan. Gue bela-belain bangun jam 5 pagi biar bisa berangkat 6.15. Karena mo berangkat berlima kita ngegowes. Kalo cuma bedua mo naik becak soalnya jauh. Hemat tenaga ceritanya hehehe... Hodob juga ya gue.
Sampe tempat start udah lumayan rame, ada sekitar 50an orang. Om Iran idfb dan Anna udah sampe duluan ternyata. Kita sibuk fota-foto sama sepeda patroli polisi yang sengaja kita kerubungin biar bisa difoto hehehe..
Singkat kata, berangkatlah kita diiringi para polisi bersepeda, bermotor dan bermobil. Pake voojrider, booookkk.. Kapan lagi sepeda bisa ngelanggar lampu merah coba heheehhehehehe... Fun bike ini dibagi jadi 4 pos. Dia tiap pos kita harus ngisi pertanyaan dan dikembalikan di pos berikutnya. Nanti yg jawabannya bener semua diundi untuk dapetin 3 sepeda Polygon. Masing-masing pemenang dapet 1 layaw.. Selain itu door prize perlengkapan nyepeda juga: helm, jaket, tas bladder, MP3 player. Salah satu pemenang helm ternyata belom punya helm, ckckck.. Sepeda bagus beli helm aja ogah, heran..
Ada anak TK yang gowes dari Start sampe Finish loh! Hebatttt! 17 km kan lumayan banget buat anak seumur itu. Bokapnya sabar nemenin dia gowes. "Ga mau berenti dari Start tadi," jawab bapaknya waktu gue tanya. Ada 1 polisi bermotor khusus ngawal mereka berdua di belakang. Waktu sampe Finish semua kasi applause pas MC ngumumin anak TK itu udah masuk. Gedenya pasti jadi B2W-er :D
Ternyata gue sampe Finish duluan bareng Putu. Kirain MZ dan om Irwan udah duluan karena di Pos 3 gue ga liat mereka. Ada cowok ngeliatin sepeda gue yang keren banget itu. Gue senyumin aja *narsis mode ON*.
"Sepedanya bagus, kak.." katanya.
"Iya (dalam hati). Bisa dilipet loh.." langsung mulai ngelipet dong gue.
"Ehhh ga usah dilipet, kak, ngerepotin."
"Ga pa-pa, gampang kok." Gue lipet sampe beres (mulai dikerubungin dan dikomentarin) terus gue sorong. Hahahahaha seneng gue liat wajah takjub mereka :D
"Beli di sini, kak? Berapa? Di Serikat (toko sepeda terbesar di sini) ada?"
"Beli di Bintaro. Murah kok cuma 3 juta."
"Murah ya, 3 juta bagus banget bisa dilipet." (mulai joget pisang gue dengernya)
Pas banget MZ dan om Irwan masuk Finish.
"Nah itu juga lipet, pak, sama ama ini."
Langsuuung mereka berdua demo ngelipet. Ada bapak-bapak keliatan minat banget. Setelah dilipet dia angkat, sorong, minta dibuka terus dicoba. Ada juga yang sampe detil nanya alamat RL Medan. Mo beliin buat istrinya, kesian kalo pake onthel, katanya (beliau penggemar sepeda onthel). Sip, pak! Biar di Banda ada moroners lokal, ga cuma pendatang ;)
Abis dari sini kita ke Sup Tulang Kutaraja. Jatah maksinya ga tau dibagi kapan sementara udah kelaparan dan panas. Di STK ga foto-foto, udah sering hehehehe...
Besok ada fun bike lagiiiii... Horeeee... *banci fun bike*
Salam,
Hani on Roo

Thursday, December 25, 2008

kucing yang aneh

ato sepatu gue bau amis? Padahal sebelum ke pasar ikan Peunayong nih. Semangat banget tu kucing ngasah kuku di sol sepatu gue. Digigitin, dijilatin, kayak nemu mainan. Disodorin sepatu MZ cuek aja dia.

Wednesday, December 24, 2008

long weekend

Weekend ini seru. Dimulai besok, Natal 2008. Pagi mau ke PMI ambil kaos fun bike. Siangnya ke Sup Tulang Kutaraja, memuaskan hasrat yang tadi kurang tersalurkan di ST Langsa (mana lebih jauh, ga gitu enak pula). Sore/malam ke rumah pak Kun, Ketua BRR, barbecuean bareng semua yang stranded di Banda sampe taun baru hehehehe.. Tentu saja sepedahan sebagai bekal pengracunan (devil).
Jumat, 26 Des, kayaknya mo santai-santai manis di rumah, ngumpulin tenaga buat 2 (DUA) fun bike weekend ini.
Sabtu, 27 Des, berangkat jam 6.30 ke PMI untuk Fun Bikeeee... Yiiiihaaa... Acaranya sampe siang, I suppose. Sore makan di luar, malem istirahat. Karena...
Minggu, 28 Des, ada Fun Bike lagiiii di Taman Sari.. Horeee... Start jam 7. Konvoi ke Simpang Surabaya untuk penanaman pohon.
Senin sampe Tahun Baru kayaknya ngerem di rumah aja. Acara tv bagus-bagus, cong ;)

Tuesday, December 23, 2008

Gowes Cantik Goes To Bandung, Minggu, 21-12-2008

Gowes Cantik Bandung ini dalam rangka ke nikahan Pandu & Reni, member milis id-foldingbike. Seragamnya kaos pink + jeans + helm + gloves + masker. Moroners kondangan, what can you expect? Hehehehehehe..

[b2w] How to be green this holiday season

From: bambang parlupi
Date: Tue, 23 Dec 2008 11:30:30 +0800 (SGT)
Subject: [b2w] How to be green this holiday season
To: b2w-indonesia@yahoogroups.com

Earth Hour 2009 launched
At 8.30pm on 28 March 2009 millions of people around the globe will unite for one hour and switch off their lights to show that they care about our living planet.
Earth Hour 2009 aims to reach more than 1 billion people like you in 1000 cities around the world, inviting communities, business and governments to switch off lights for 1 hour and send a powerful global message that we need to take action on climate change.

This message was sent from WWF International, Avenue du Mont Blanc, 1196 Gland, Switzerland.

Monday, December 22, 2008

[b2w] Mau Aman di Jalan Raya? Yuk, Bersepeda....

From: Bang Aswi
Date: Sun, 21 Dec 2008 09:31:11 -0800 (PST)
Subject: [b2w] Mau Aman di Jalan Raya? Yuk, Bersepeda....
To: b2w-indonesia@yahoogroups.com
Kualitas udara yang buruk dapat mempengaruhi fungsi paru-paru para pesepeda seperti bersepeda di dekat pembuangan asap bis atau mobil. Hal ini berdasarkan penelitian terhadap para pembawa pesan bersepeda (cycling messengers) di London yang dilakukan oleh Universitas Brunel.
Mereka mengatakan kalau efek negatif dari udara yang buruk itu membuat kesehatan para pesepeda itu makin buruk.

Meskipun para pesepeda itu memilih waktu dimana keadaan lalu lintas tidak terlalu padat, hasilnya ternyata tidak terlalu mempengaruhi. Sementara itu peneliti dari Universitas New South Wales menyatakan bahwa kesehatan para pesepeda akan lebih terjaga kalau ada banyak orang yang bersepeda di jalan. Nah, yang jadi jadi pertanyaan penting adalah apa yang harus dilakukan para pesepeda? Apakah harus bersepeda pada waktu dimana keadaan lalu lintas tidak terlalu padat, menghindari jalur bis, atau menggunakan masker?

Berdasarkan hasil penelitian yang pertama, sebenarnya para pesepeda di London tersebut sudah memakai masker khusus sehingga mengubah kinerja paru-paru mereka lebih baik setelah bekerja selama 7,5 jam di jalan-jalan London yang sibuk daripada tidak memakai masker. Pada saat tingkat polusi sedang tinggi, kinerja paru-paru berkurang lima persen dan para pelakunya mengalami efek "acute inflammation" atau rasa sakit (yang kadang-kadang disertai panas) pada paru-paru mereka. Saat kualitas udara kembali membaik, kinerja paru-paru juga kembali normal.

Berkurangnya kinerja paru-paru meskipun pada tingkat polusi yang relatif rendah tentu mengkhawatirkan. Prof. Alison McConnell, profesor pada bidang Fisiologi Terapan di Sports Medicine & Human Performance dari Universitas Brunel, menyamakan 30 menit bersepeda pada udara yang buruk dengan 8 jam duduk di pinggir jalan karena tingginya kecepatan menghirup udara dapat meningkatkan asupan polusi. Akan tetapi, McConnell juga menemukan sesuatu yang menarik -- bukan kebetulan kalau dia juga menciptakan masker 'PUREbreathe'--bahwa masker PUREbreathe
dibuat untuk membantu para pemakainya mengurangi asupan debu, partikel-partikel polusi, dan serbuk bunga (pollen). Perlu diketahui bahwa masker PUREbreathe dibuat untuk para atlet Inggris pada Olimpiade Beijing.

Penelitian McConnell yang membutuhkan waktu enam minggu menggunakan delapan orang pesepeda (cycling messenger) yang mempunyai jam kerja lima hari seminggu dan 7,5 jam sehari. Mereka diperiksa kadar asupan 'particulate matter' (PM) tiap harinya di dalam darah dan dibandingkan
dengan tingkat polusi sebenarnya di jalan raya. Padahal, angka PM di London berada di bawah angka maksimum yang ditetapkan oleh WHO (50 mikrogram per meter kubik) dan di bawah angka rata-rata yang ditetapkan BBC selama Olimpiade. Perlu diketahui bahwa paru-paru adalah penghantar terbaik sehingga hanya membutuhkan 10 detik untuk menghantarkan partikel-partikel asap rokok yang terhisap untuk mencapai otak.

Sementara itu, saat paru-paru Anda berada pada kondisi terburuk pada lalu lintas yang padat, tingkat keselamatan Anda mungkin berada pada titik tertinggi, khususnya jika ada banyak pesepeda di sekeliling Anda. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas New South Wales mencoba membandingkan penelitian yang dilakukan di negara lain (15 negara termasuk Belanda, Denmark, Australia, dan 68 kota di California) untuk menemukan bahwa mitos urban "safety in numbers" itu
memang sesuai kondisinya untuk para pesepeda.

Semakin banyak jumlah pesepeda di jalan, penelitian menunjukkan bahwa para pengendara kendaraan bermotor yang mengubah perilakunya dalam berkendaraan (termasuk mengurangi jumlah pemakaian kendaraan bermotornya) dapat mengurangi jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan raya. Pada kondisi tertentu, komunitas seperti bike to work (B2W) yang terus berkampanye tentang pentingnya penggunaan sepeda sebagai alat transportasi, ternyata dapat mengurangi jumlah kecelakaan akibat kendaraan bermotor menjadi sepertiganya. Artinya, kendati hal ini seperti paradoks, semakin banyak orang yang bersepeda ternyata dapat mengurangi jumlah kecelakaan di jalan raya. Memang tidak sesederhana seperti tampaknya, tetapi secara tidak langsung, makin banyak orang yang berjalan kaki atau bersepeda, para pengendara kendaraan bermotor tentu akan semakin berhati-hati dalam berkendaraan.

"Inilah yang disebut dengan lingkaran virtuous," ujar Dr. Julie Hatfield pada seminar keamanan bersepeda di Sydney, Australia, 5 September 2008 lalu. "Jauh lebih aman bersepeda secara berkelompok daripada sendirian," ujarnya menambahkan. Secara tidak langsung, dia juga mengatakan bahwa kelengkapan bersepeda di jalan raya juga menunjukkan siap tidaknya seseorang untuk bersepeda.
"Inilah efek positifnya meski beberapa orang merasa heran bahwa tingkat kecelakaan tidak bertambah (dan malah berkurang) bersamaan dengan meningkatnya jumpa pesepeda," ujar Dr. Chris Rissel dari Universitas Sydney.
"Hal ini menunjukkan bahwa para pengendara kendaraan bermotor mulai berhati-hati saat mengetahui banyaknya orang yang bersepeda, kemudian mulai menunjukkan rasa simpatiknya, yaitu turut bersepeda."

Perhatian terhadap rasa aman saat di jalan raya begitu penting di Australia. Lebih dari 1,68 juta orang dewasa yang bersepeda pada 2006, kemudian terjadi peningkatan sebanyak 250.000 orang sejak 2001. Pada masa itu, telah terjadi pertambahan sebanyak 22% orang yang bekerja dengan menggunakan sepeda (bike to work) di Sydney. Di Melbourne sudah terjadi peningkatan 42% saat di Sydney hanya terjadi peningkatan sebanyak 9%. Pada 2006 menunjukkan bahwa ada 12.132 orang yang ber-B2W di Sydney. Rissel juga menambahkan bahwa sepeda sebagai alat transportasi banyak dipilih orang karena ada rasa 'fun' dan nyaman sekaligus juga ada tujuan kesehatan dan menjaga lingkungan hidup. "Kita harus menciptakan kondisi bahwa sepeda itu sahabat dan menunjukkan positifnya bersepeda pada kampanye keselamatan di jalan raya. Begitu juga dengan pentingnya mengingatkan pesepeda memakai helm dan perlengkapan pendukung lainnya agar mereka lebih berani bersepeda di jalan raya."

Untuk Anda yang bersepeda di jalan raya, cara-cara berikut ini dapat meminimalisasi asupan polusi ke dalam tubuh sehingga kesehatan paru-paru pun dapat terjaga:
1. Pilihlah rute yang sedikit jumlah kendaraan bermotornya atau volume lalu lintasnya tidak padat. Penelitian di Belanda menunjukkan ada pengurangan PM 10-30% pada jam lalu lintas yang tidak padat.
2. Bersepedalah sepagi mungkin dan setelah hujan jika memungkinkan.
3. Gunakan alat-alat tambahan seperti masker.
4. Hindari bersepeda pada cuaca panas atau berangin.
5. Pilihlah rute yang melewati taman atau jalur air.
6. Hindari berkendaraan di belakang mobil, khususnya bis yang mengeluarkan asap buangan kotor (hitam pekat) atau kendaraan yang menggunakan bahan bakar solar.
7. Jika harus berhenti (karena lampu merah), berdirilah di depan kendaraan bermotor (jangan di belakangnya) sehingga tidak menghirup banyak asap polusi.

Sumber Referensi: [http://www.treehugger.com/],
[http://www.responsesource.com/], [http://www.purebreathe.com/], dan
[http://www.sciencedaily.com/]

get this out off my chest

Today's Mothers' Day for Indon. For those who still have a sane mother
will joyously celebrata this day. Not for me. I'm not saying my mother
is dead to me. She's alive (and a tiran) and got 2 children who
consider her a mother. Well, that excludes me, to be clear.

I wouldn't call someone who gave birth to me BUT planned to get rid of
me right after she found out she was pregnant with me my ibu. I'll
just call her my biological mother, if I must use the word 'mother'.
Why would I wanna call someone Ibu, when that person accused me a
lesbian, just because I didn't feel like having a boyfriend on my high
school years (it would kill all the joy I could get with my
bestfriends)?
Why would I call a woman Ibu if she accuses me of sleeping around,
when in fact she got pregnant with another man while she's still
married to my father? Not me.
And do you really want to call that person Ibu if she took away your
child? Definitely not me.
Someone who refused to come when you're in the hospital giving birth
to your child is definitely not a mother.

Happy Mothers' Day to all mothers in the Universe.. No need to be a
perfect-loving-cooking-sewing-yet-working mother. Just be a sane one,
please, girls? For the sake of your (future) children.

Sunday, December 21, 2008

mentok?

Ah jadi sebel gue. Ga ada yg bisa dimintain tolong apalagi dipercaya. Teteppp aja dimanfaatin. Bukan masalah duitnya yg bikin sebel, tapi hak anak gue yg diambil orang. Payah. Dunia emang udah kebalik. Orang gila berkuasa, yg waras minggir. Sinting.

Saturday, December 20, 2008

kondangan

Moroners kondangan ya begini: jeans + suit + sunglasses + helmet + gloves, hwehehehehe.. Namanya juga moronerrrr.. :))

Lagi ngantri salaman ada ibu-ibu ngeliatin gue. Kayaknya karena gue pake strap celana ijo genjreng hehe :D maap ya, bu, bawaan orok nih, pemberani aka ga tau malu.

Friday, December 19, 2008

[b2w] surat seorang Penjual roti

From: djambe
Date: Fri, 19 Dec 2008 06:05:24 -0000
Subject: [b2w] surat seorang Penjual roti
To: b2w-indonesia@yahoogroups.com

Salam boseh..
Surat ini saya tujukan pada semua pekerja bersepeda di kota Bandung. Nama saya Asep. Sangat singkat, hanya Asep. Sunda pisan, padahal bapak
saya dari Jawa tengah tapi ibu saya memang asli Garut. Saya anak
tunggal dari hasil pernikahan sah ibu bapak saya. Usia saya sekarang
20 tahun, pemuda tanggung. Hanya lulus sekolah sampai SMU karena tidak
ada biaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Mahal sekali masuk
universitas saat ini, sementara kemampuan otak saya biasa saja, jadi
sulit untuk mendapat beasiswa. Sekarang, saya bekerja bantu bapak dan
ibu, selain jaga warung sejak dua tahun lalu, setiap pagi saya juga
menjual roti salah satu produsen roti terkenal, melanjutkan kerja
bapak saya dulu sebagai penjual roti tradisional di selatan kota
Bandung. Walau sama – sama jualan dengan sepeda, saya lebih beruntung
karena produsen roti saya punya skala lebih besar dari tempat bapak
bekerja.

Saya menggantikan bapak jualan roti sebenarnya musibah, karena bapak
kecelakaan saat bekerja, sepedanya terserempet mobil dan sial-nya,
bapak terkilir lutut kakinya, hingga sampai sekarang sulit untuk
digerakkan, apa lagi untuk mengayuh sepeda. Walhasil saya beranikan
diri melanjukan pekerjaan bapak walau berbeda produsen. Bapak pun
mendukung selama saya tidak malu untuk berjualan roti dengan sepeda.
Lumayan untuk membantu pendapatan keluarga.

Sudah dua bulan ini saya berjualan roti, awalnya saya agak minder dan
malu, apa lagi usia seperti saya mestinya di bangku kuliah. Tapi
lambat laun perasaan itu dapat saya tekan, apa lagi sejak bertemu
dengan beberapa pesepeda dengan tulisan "bike to work" di sepeda
mereka. Beberapa diantara mereka menegur saya setiap pagi saat bertemu
saya di jalan. Entah sekedar berkata selamat pagi, ataupun membunyikan
bel sepeda mereka. Terkadang saya balas juga dengan senyum lebar
sambil memperlihatkan gigi saya yang ompong satu didepan, atau
mengeluarkan suara khas sepeda saya, "roti.. roti..".

Saya salut melihat rekan – rekan bike to work, walau saya tidak
terlalu pintar bahasa inggris, tetapi saya tahu maksud tulisan itu
artinya, bersepeda ke kantor. Mereka tidak malu untuk bersepeda di
zaman yang terbilang sudah modern ini, padahal masih muda–muda dan
beberapa diantaranya punya jabatan hebat di bandingkan saya hanya
pedagang roti. Di tengah himpitan kendaraan bermotor, mereka masih
bisa tersenyum dan terlihat riang saat bersepeda. Terkadang saya
melihat mereka tersenyum sendiri diatas sepeda, tidak memperlihatkan
wajah lelah, atau sekali waktu saya melihat mereka bergerombol pergi
makan bersama ke daerah atas di dago. Seperti keluarga.

Awalnya saya fikir produsen roti tempat saya bekerja sudah gila
meminta kami para pekerja berjualan dengan sepeda. Sekarang dengan
melihat para pekerja bersepeda itu sedikit banyak saya sudah mengerti
maksud dan tujuan pimpinan saya. Terkadang, ingin saya berhenti
sekedar untuk berkenalan dengan para pekerja bersepeda itu dan tanya
apa motivasi mereka, dan ingin pula saya meminta papan tulisan "bike
to work" seperti yang tergantung di sepeda mereka, rasanya sepeda saya
akan terlihat keren. Atau mungkin ikut bersepeda bersama mereka,
bergabung saat ada acara sepeda santai dan syukur–syukur saya bisa
dapat hadiah.

Saya yakin, teman–teman satu cara berdagang seperti saya yang juga
menggunakan sepeda pasti berfikir sama, mbok–mbok jamu, tukang
koran, tukang bangunan bahkan para pemulung bersepeda itu pasti ingin
sepeda mereka bertempelkan tulisan "bike to work" dimana ya bisa saya
dapatkan?? Atau, papan tulisan itu memang hanya anggota kelompok
perkumpulan sepeda tertentu saja?? Padahal saya fikir sangat banyak
pekerja bersepeda lain yang mana belum memiliki papan tulisan itu,
tentu seru jika di jalanan kota bandung di penuhi sepeda dengan tulisan
"bike to work"

Satu lagi, terkadang saya takut kalo membawa sepeda di jalan raya kota
Bandung, karena sangat tidak ramah bagi kendaraan tidak bermotor
seperti sepeda atau becak, bahkan kuda. Motor kebut–kebutan atau
mobil angkot yang berhenti sembarangan bahkan mobil pribadi acap kali
melanggar lalu lintas. Kejadian menimpa bapak saya di salah satu jalan
daerah Universitas swasta di lengkong adalah bukti semrawutnya jalanan
kota Bandung serta tidak ramah bagi pengendara sepeda. Tidak ada rambu
-rambu untuk sepeda, padahal posisi bapak sudah paling sebelah kiri
jalan untuk menghindari kendaraan bermotor, tapi dari arah berlawanan
sebuah mobil melaju cepat hingga menyerempet box roti di sepeda bapak
saya, dan jatuhlah bapak saya dengan dengkul terkilir. Mungkinkah
dibuatkan jalan untuk sepeda di kota bandung? Agar pekerja bersepeda
seperti saya dan teman–teman bike to work lebih merasa aman dan
terlindungi.

Salam,jangan lupa beli roti saya ya?
-----------------

Mengharukan ya? Hiks..

Thursday, December 18, 2008

[id-fb] Om Toto -Ketum B2W Indonesia- di kolom Sosok Kompas Hari Ini

Toto, Antipemanasan Global
Kamis, 18 Desember 2008 | 03:00 WIB

NINOK LEKSONO

Pada masa lalu, tak banyak yang bisa diceritakan tentang aktivitas
bersepeda. Sebagai moda transportasi, dulu, bersepeda merupakan hal
yang wajar karena belum banyak kendaraan bermotor dan jarak yang
harus ditempuh relatif tak jauh sehingga dari segi waktu pun
bersepeda nyaman saja. Popularitas bersepeda turun seiring
tersedianya transportasi kendaraan bermotor. Kini, bersepeda justru
tampil dengan nilai dan kearifan lain.

Bersepeda tak saja menghadirkan gaya hidup sehat, tetapi juga
menyampaikan pesan prolingkungan. Itu karena bersepeda berkontribusi pada pengurangan penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Bahkan, lebih
jauh, bersepeda itu merespons anjuran untuk menanggulangi pemanasan
global karena aktivitas tanpa BBM berarti tak melepaskan gas rumah
kaca yang menjadi biang utama fenomena pemanasan global.

Alasan yang bersifat praktis, bersepeda lebih lincah dalam menembus
kemacetan lalu lintas di kota-kota besar.

Itulah yang diamati Toto Sugito (45), Ketua Umum Bike to Work (B2W),
komunitas pengguna sepeda ke kantor (atau kegiatan lain).

Landasan aktivitas yang logis dari sejumlah argumen tersebut membuat
anggota komunitas terus bertambah. Kelompok ini pun tak hanya eksis
di Jakarta, tetapi juga di kota-kota lain di Indonesia. Menurut Toto,
anggota B2W di berbagai kota mencapai 10.000-an.

Bersepeda pada satu sisi lalu tampak sebagai suatu gaya hidup modern.
Di sini juga tersirat niat tulus untuk bersikap baik terhadap Sang Bumi.

Menengok kembali awal B2W, Toto yang untuk kiprahnya mendapat
penghargaan dari Swiss Contact dan "Indonesia Berprestasi" dari XL
ini mengatakan, ide pendirian B2W muncul setelah ia semakin prihatin
dengan kondisi polusi udara, keterbatasan tempat parkir, dan
kemacetan. Toto—sebelumnya ia pencinta sepeda gunung—lalu mencoba
moda transportasi alternatif untuk ke kantor. Jalur Cibubur-Tebet,
Jakarta Selatan, lalu menjadi rute hariannya sejak 2004.

Pada awalnya, sang istri keberatan Toto bersepeda ke kantor karena
alasan polusi udara sangat tinggi. Jalan keluarnya, Toto memakai
masker yang bermutu baik.

Setelah merasakan manfaatnya, Toto kemudian memperkenalkan "bersepeda
ke kantor" tersebut kepada teman-teman dekatnya. Ternyata sambutan
mereka positif. Oleh karena itu pula, tahun 2005 Toto lalu menghimpun
komunitas pekerja bersepeda dalam B2W.

Tidak butuh waktu lama, komunitas ini berkembang menjadi tren baru di
kalangan eksekutif muda. Malah berikutnya, gaya hidup bersepeda ini
meluas pula di kalangan remaja, bahkan juga ke kalangan mereka yang
berusia lanjut.

Keluarga dari sebagian anggota komunitas ini, yang semula sempat
meragukan, kini justru ikut pro terhadap aktivitas bersepeda yang
dipelopori Toto. Kendaraan utama anak pertama dia yang belakangan
kuliah di Bandung juga sepeda. Adapun kedua anak Toto yang lain baru
menggunakan sepeda sebagai alat olahraga.

Penitipan sepeda

Toto memimpikan B2W dapat berkembang menjadi komunitas serupa yang
sukses seperti di Kanada dan banyak negara Eropa, khususnya Belanda.
Di negara-negara itu, meski sarana transportasi bermotor pribadi dan
umum sangat baik, banyak warga yang memilih menggunakan sepeda untuk
menunjang aktivitas sehari-hari mereka.

Di dekat stasiun kereta api, banyak terlihat area parkir sepeda.
Selain pertimbangan kesehatan dan nonpolusi, secara transportasi,
sepeda pun bisa menjadi pengumpan (feeder) bagi aktivitas commuting
(ulang-alik, pergi-pulang, rumah-tempat bekerja yang cukup jauh).

Bukankah peran serupa juga masuk akal bagi busway yang belakangan
dipromosikan di kota-kota besar Indonesia? Tentu saja masih
diperlukan penyediaan fasilitas penitipan sepeda yang bisa
diandalkan, bila hal tersebut hendak dikembangkan di Indonesia. Namun
secara ide, hal itu masuk akal.

Berbicara tentang tolok ukur kesuksesan B2W di Indonesia, hal ini,
menurut Toto, tidak semata bisa dicerminkan oleh banyaknya anggota
komunitas, tetapi juga seberapa jauh bersepeda dapat menjadi gaya
hidup masyarakat Indonesia.

"Artinya, masyarakat kita menjadi sadar betul akan masalah polusi
udara dan hubungannya dengan perubahan iklim, juga bagaimana energi
atau BBM yang ada bisa dihemat untuk generasi selanjutnya," kata Toto.

Bila kesadaran tersebut telah dipahami masyarakat luas, tentu tidak
akan sulit untuk menambah anggota komunitas bersepeda.

B2W dalam hal ini mengajak masyarakat menggunakan sepeda tidak hanya
sebagai alat olahraga dan/atau rekreasi, tetapi juga sebagai alat
transportasi yang ramah lingkungan sekaligus menyehatkan bangsa.

Dalam posisi ini, sepeda memang tergolong unik karena peran mendukung
mobilitas muncul seiring dengan peran menyehatkan, sekaligus peran
memelihara lingkungan.

Jalur khusus

Toto yang sehari-hari bekerja sebagai direktur di sebuah perusahaan
konsultan arsitektur ini punya cara mudah dalam mengampanyekan
kegiatan bersepeda, yakni melalui 3M.

"3M itu maksudnya: Mulai bersepeda dari diri sendiri, Mulai bersepeda
dari jarak terdekat, dan Mulai bersepeda sekarang juga."

Toto menyadari bahwa aktivitas bersepeda di perkotaan bukannya bebas
dari tantangan. Selain udara penuh debu, banyak kota besar di
Indonesia belum atau tidak punya jalur khusus sepeda. Bahkan, kata
dia, sudah ada pengendara sepeda yang menjadi korban kecelakaan lalu
lintas karena berbagi jalan dengan kendaraan bermotor besar dan kecil.

Maka, wajarlah kalau salah satu harapan komunitas B2W adalah
tersedianya jalur khusus untuk sepeda.

Jalur yang akan membuat aktivitas bersepeda bisa dilakukan dengan
aman sehingga menjadi insentif bagi mereka yang ingin bergabung dalam
komunitas ini, tetapi masih meragukan keamanan aktivitas bersepeda.

Di luar tantangan yang ada, Toto yakin, ide bersepeda besar faedahnya
tidak saja bagi individu bersangkutan, tetapi juga untuk masyarakat,
bahkan bagi kelestarian lingkungan Bumi.

Panitia "Indonesia Berprestasi Awards" menilai, apa yang dilakukan
Toto Sugito memiliki kekhasan yang relevan dengan permasalahan yang
tidak saja dihadapi masyarakat Indonesia, dalam hal ini terkait
dengan lalu lintas perkotaan yang semakin macet dan terkena polusi,
tetapi juga dengan upaya bersama seluruh umat manusia untuk
menanggulangi pemanasan global yang berakibat mengerikan.

Tuesday, December 16, 2008

latihan

Akhirnya sampe juga di Banda.. Fiuh.. Mestinya udah nyampe dari jam 8an pagi tadi. Kena 'delay' di Peureulak. Mesti berenti nunggu perbaikan jembatan dari jam 1-6 pagi. Normalnya Medan-Banda Aceh 11-12 jam. Tapi karena delay itu jadi 18 jam saja.. Menyenangkan sih sebenernya, bisa liat pemandangan sepanjang jalan. Kalo ngga kan cuma liat jalan kotanya aja..

Sekarang mau makannnn yang banyak dan kenyang.. Mariii..

Saturday, December 13, 2008

Jakartaaaaa

is the besssstttt... Terserah deh orang bilang Jakarta jelek, kejem, macet, dll, dsb, dkk, gue tetep cinta Jakartaaaa... Apa aja ada, gampang nyarinya. Ga usah ke ujung dunia cuma buat nyari strap celana pake LED, yang orang tokonya pun ga tau tu barang exist. Huh! Katro! Katroooooo!!!

Friday, December 12, 2008

Fwd: Bls: [id-fb] WTB : seli untuk newbie

My friends the moroners hwahahahaha...
Yang satu preman penggemar girly things, yang satu doyan lontong turbo hihihihi...

---------- Forwarded message ----------
From: "agungsaja@bonekberry" <agung@idfoldingbike.com>
Date: Fri, 12 Dec 2008 07:36:11 +0000
Subject: Re: Bls: [id-fb] WTB : seli untuk newbie
To: Foldingbike <id-foldingbike@yahoogroups.com>

Cd3 pink kembang2
Kaos miyabiholic
Crocs pink
Celana army
Tas cangklong girly
Badan kering kekar
Muke cool sangar
Gowes dahsyat

Moroners of d year lu bro' !!

A
::: what's stopping you? :::

Powered by Incredible Curve D20(R)
The Hyper All Terrain Road Bike™

-----Original Message-----
From: anto kartadibrata <antoboti@yahoo.co>

Date: Thu, 11 Dec 2008 23:23:26
To: <id-foldingbike@yahoogroups.com>
Subject: Re: Bls: [id-fb] WTB : seli untuk newbie


Aku juga nyari CD 3 pink kembang2....

Wednesday, December 10, 2008

taksiran masa kini

Sejak weekend kemarin gue naksir sepeda ini: Dahon JetStream XP (JSXP). Yang ini kuat disiksa utk jalan jauh dan tanjakan-turunan jahanam. Gara-gara pingin touring Btm-SG-JB-Thailand, nemu crazyguyonabike.com. Isinya jurnal touring pake sepeda di seluruh dunia. Seru banget dah. Gue sih ga bakalan se-hardcore itu kalo touring, yg sampe bawa tenda, sleeping bags dan peralatan masak utk camping. Paling bawa panniers, baju ganti dan personal toiletries. Nginep di hotellaaahh... :D cari jalurnya yg ga terlalu nyiksa. Kayak Jkt-Bdg lewat Puncak kan ga nyiksa-nyiksa amat tuh. Pemandangannya bagus, banyak tempat makan, bisa istirahat lama. Cukup sekali aja waktu kuliah ikut ngegembel ke Ujung Genteng. Hiiiiiyyyy.. Mana jauh, jalannya jelek,
tidur di tenda, airnya payau lagi. Lengkap penderitaannya. No more, man, no way.

Salam,
Hani on Roo

Tuesday, December 9, 2008

maskara

Hihihi barusan liat cewek pake maskara di tv jadi ketawa sendiri. Ga kebayang kalo gue pake maskara terus kacamataan. Ga pake maskara aja bulu mata suka nyapu-nyapu lensa, gimana jadinya tu lensa disapu bulu mata bermaskara? Hahahahahahaa... Gobloooggg...

(dance) (dance) (dance)

*register di plurk.com dulu biar tau maksud subject posting ini*
Panniersnya nyampe tadi siaaanggg... Yeeeeaaaaahhhh!!! Akhirnya akyu punya pannierssss.. Lalalalalala.. Siap touring! Halah :)) Ganti sepeda dulu, eh salah, nambah sepeda dulu, beli JetStream XP, baru deh touring.

Iya ya, dipikir-pikir, mending BF Tikit ato Dahon JSXP? Harga hampir sama, berat hampir sama (entengan Tikit dikit kayaknya), spek? Hehe kayaknya JSXP menang. 24 speed, full suspension, ban 20" (Tikit 16").

Ah sudahlahhh.. Beli sepeda baru ntar aja di Swiss.. *siulsiul.com*


-Hani on Roo-

Sunday, December 7, 2008

mau taun baru

Akhir taun gini saat yg pas untuk beres-beres isi lemari. Ya lemari baju, buku, dapur, rak tv, kamar mandi, semuanyalah. Bukan dijadiin alasan belanja, justru untuk ngurangin barang yg ga diperluin ato dipake lagi. Sekalian beberes pulang ke Jakarta bulan depan. Yupsss balik ke Jakarta, bukan Bogor keparat :P

Udah kebayang apa yg bakal gue buangin dari lemari baju. Isi dapur juga bakal banyak yg dikantongin (karyawan dipecat istilahnya dirumahkan, kalo barang dibuang berarti dikantongin:P ). Kalo buku kayaknya bakal banyakan yg dibawa. Rak sepatu, mmmm.. cuma punya 4 pasang (sepatu rapi, keds, sepatu gaul --Reebok Kobo Quest dan sandal). Cukuplah untuk survival 2 taun di Swiss. Halah! Boong banget hehe.. Sama sepatu Mz total 9 pasang. Dia punya sepasang sepatu formil yg ga dibawa ke sini. Koleksi DVD dibawa aja ya semuanya? Penting itu! :D

Dah ah.. Belom mandi dari pagi hihihi.. Kesenengan liat IDFB (id-foldingbike@yahoogroups.com) masuk Kompas Minggu. Ihiiiiyyy!!!


Salam,
Hani on Roo

Friday, December 5, 2008

nunggu kiriman

Minggu ini kita pesen barang ke Jakarta, dari 2 tempat yg berbeda. Mz beli fender sepasang di om Iwan. Gue beli panniers dan asesoris dari B2W. Tapi penjaga gawang B2W sakit dari hari Senin, maka ordernya baru dikirim kemarin.

Si fender udah nyampe tadi pagi. Sampe takjub saking cepetnya hihi. Rabu dikirim, tadi pagi sampe. Pengennya sih langsung dipasang. Eh ternyata perlu kunci inggris untuk buka baut gede di frame bagian bawah (ga tau namanya apa).

Sekarang lagi sok cuek ga nunggu paket dari B2W. Secara salah satu isinya adalah panniers idamankyu uhuhu...
Mudah-mudahan Senin udah nyampe ya!


Salam,
Hani on Roo

Wednesday, December 3, 2008

jalan-jalan hari ini

Langit cerah hari ini. Matahari diskon. MZ lagi pingin kerja di luar, jadi kita jalan-jalan keliling kota (ga juga sih sebenernya). Berangkat jam 11 kurang ke toko Serikat di Peunayong. If you guys wonder what the he** is this place, it's a BIKE SHOP :D tujuan ke Serikat mo beli segitiga untuk ngangkat ban belakang sepeda (kebayang ga?) biar gampang bersihin chain dan nge-lube chainnya (doh ini tata bahasa mana yg gue pake ya.. biarin dah yg penting pada ngerti) Di sini disebut 'cagak' (caga', kayak bapa' bukan bapak), you knowlah sumatranese accent. Gue punya panggilan sendiri buat si segitiga ini: bike stand, hehehe... Murce, cuma 95. Kirain 150an.

Dari Serikat ke Pizza Hut, ngadem. Eh lupaaaa.. Sebelum ke Serikat, kita ke Warung Ramai di Setui, seberang Imperial Kitchen. Cuma ada 3 jenis makanan di situ: mie kocok ayam, baso ikan dan baso sapi. Gue pesen mie kocok, MZ baso sapi. Enak kuahnya! Gue lupa ini brunch dan sorenya mo makan sup tulang (tujuan utama jalan-jalan ini). Udah terlanjur dateng mie kocoknya waktu Mz ngingetin hehe. Hajaaaarrr... Sayangnya enak. Kalo ga enak gue ada alesan ga ngabisin and leave bigger space for the ribs soup :D

Lanjut...
Sebelum sampe Pizza Hut, mampir ke toko dvd Intense DVD (cmiiw). Gue langsung ilfil pas tau ga boleh dicoba. Ih, di RatPlaz aja boleh nyoba! Apalagi pas yg jaga bilang "Mamma Mia!" udah lama ori. Heeee??? Oktober awal aja di Jakarta belom ori, bisa-bisaan di sini udah lama ori. Cabut!

Di seberang Intense ada Dunia Refleksi. Ting ting! *mata membulat ala tokoh utama anime* Mz tanya tarifnya dulu. Murah sih, 1 jam 15 menit 60 ribu. Di Kebayoran (ga mo nyebut spesifik hahahaha) malah mahalan. Mariii..
Enak bow ternyata.. Pundak kiri gue yg sering sakit dikerjain lamaan biar anginnya keluar semua.

Selesai refleksi ke Pizza Hut juga akhirnyaaa.. Sepeda dilipet, ditaro di belakang kasir. Kita 'cuma' pesen chicken wings (yg isi 6 bukan 10!), bruschetta udang, deluxe platter (2 new orleans chicken wings, potato wedges dan onion rings), strawberry sparkling tea dan Dilmah (English Breakfast) tea. Selesai makan gue kentut-kentut terus pup =))

Selesai di Pijahat, kita ke Neusu. Dari rumah deket, cuma 5,5 km-an. Dari sup tulang (Lueng Bata) lumayan jauh dan beda arah. Sengaja milih tempat yang jauh biar tumpukan mie kocok (eh ini udah keluar pas pup kayaknya) dan Pijahat berubah jadi kalori, bukan lemak. Di Neusu kita ke Eiger, mo liat sarung tangan. Cuma ada warna item, males gue. Pingin warna ngejreng biar sepedaannya colorfull dan semangat gitu l0cH! (kalo Diana yg ngomong pasti 'loch'nya pake monyong dan fasih banget kayak ABG tulen). Akhirnya malah beli ransel. Damn. Lutju tasnya warna merah, ada logo palang merah, secara lengkapnya bertuliskan "Emergency Aid System - Paramedic" :)) lama nih di toko ini karena gue ga bisa decide take it or skip it (bukan leave it dong ah, lucu banget gitu). Setelah dibandingin dimensinya dibanding ransel HRC Bali gue yg udah sobek bagian punggungnya, akhirnya dibeliii... Yeaaaaahhh.. Dibilang 'tinggal 1' dan 'ga tau kapan masuk lagi' segala sama yg punya toko. Ini trik yg umurnya setua trik nawar bajaj belagak menjauh hahahaha... Ayo lanjut lagi!

Sekarang kita beneran ke Sup Tulang Kutaraja di Lueng Bata. Lewat jalan raya yg rame karena jam bubar kantor. Seru, ngebut di lampu ijo karena berenti paling depan hihi. Nyebelin karena ada motor-pake-magicjar yang sengaja ngeblock gue. Ngambil jalur nanggung tapi lelet. Mo disalip dari kanan, gue takut dia tau-tau ngebut. Ditungguin kok ya annoying. Eh pake nengok segala dgn tatapan ngeledek. Njis. Setelah dia puas ngeledek, motornya mendadak goyang pas dia mo ambil jalur kanan. Karena udah ada magicjar lain nempel dia. Mampos! Coba jatoh, gue brenti dah ngetawain dia :P Benci banget gue sama pengendara motor!!!

Di Sup Tulang disambut senyum bapak pemiliknya. Dikiranya gue dateng sendiri hehe.. Kita sama-sama pesen sup iga. Gue dapet iganya gede dan banyak daging + tulang muda. Mwah!! Enakkk.. Lega akhirnya bisa makan sup tulang setelah ngidam beberapa minggu hihi..

Pulangnya lewat Neusu lagi. Kalo lewat Lamlagang jalannya luruuuus aja, ngebosenin dan bikin capek. Mampir ke 2 toko yg jual Eiger juga cari jas hujan untuk Mz. Sold out. Kita coba ke Eiger di Keutapang yiuk...

Dan ternyata... Adaaaa... Northface sih, bukan Eiger. Sama aja deh, sama-sama outdoor gear. Gue beli bandana warna merah, Mz ijo. Ada jaket windproof Eiger keren deh, ada reflektor segala di punggung dan bagian samping. Tapi warnanya abu-abu, ga ngejreng. Gue mau yang ngejreng dan ada reflektor biar gampang keliatan kalo gowes malem. Mehel pula, 340. Sabar ya, Han.. Orang sabar pantatnya lebar :P sempet nyobain bag cover warna oranye. Ntar aja deh. Roo kan pake fender, ga muncrat-muncrat amat pas lewat kubangan air ato jalan berlumpur. Paling ntar perlu untuk panniers gue, seandainya ga dapet bag cover itu juga hehe.

Mari pulang marilah pulang..
Sambil WTB (walk the bike) karena belokannya nanggung, gue liat cewek pake SEPEDA BALAP PUTIH di seberang! Kereeennnnn... Siangnya liat sepeda balap Polygon Trexia di Serikat. Adudududu ban dan framenya yg tipis menggoda iman.. Ah sudahlah, nanti beli ban tipis ajah di Jakarta ;)

Hari ini distop 2x sama bapak-bapak yg penasaran sama (sepeda) kita.
Pertama kali di Blang Padang. Dia mepet Mz pake motornya sambil nanya-nanya beli di mana, berapaan, dll. Gue ajak berenti biar lebih aman ngobrolnya. Ga sempet tukeran nomer hp ato kartu nama tapi dia bilang mo ke YH untuk ngobrol lebih banyak. Dapet bonus apa nih gue ngelakuin dagangannya om Iwan? Hihihi..
Kedua, distop di kompleks TNI deket American Red Cross. Mo nanya helm dan lampunya, hihihi.. Bapak ini dokter, udah lumayan sepuh, in his late 60s. Kita ngobrol di depan rumahnya, ternyata :D gue kirain orang India dari penampangan dan logat. Ternyata local :)) pake nanya dulu ke Mz, "Do you speak english?" Sure! (english english english english) ngobrolnya nginggris deh..

Enak ya sepedahan! :)


Salam,
Hani on Roo