Monday, December 6, 2004

Cinta, Dengarkah ?

Anak anak awan mulai bermain
Mengikuti saudaranya yang lain
Kulihat bintang mulai terlelap
Menyelimuti dirinya dengan gelap

Wahai rintik, lihatlah aku
Gembira menyaksikan kalian beradu
Mendengarkan harmoni alam ini
Lupakan semua gumpalan di hati

Rintik - rintik cilik, bolehkah aku
Ikut bermain dan bernyanyi
Meramaikan suasana dengan senandungku
Tentang cinta kasih dan ambisi

Bintang, jangan dulu bermimpi
Aku ingin membacakan puisi
Kisah kasih dua insani
Yang hampir ditelan bumi

Aku ingin bercerita panjang
Beratus paragraf bermiliar makna
Gunung, Pohon, para serangga
Bersiaplah dengan telinga terpasang

Aku ingin bercinta
Dengan coretan tinta
Dengan rangkaian kata
Dengan permainan bahasa

Aku ingin berteriak lepas
Berbisik keras
Sehingga jiwaku bebas

Bulan, temanku berkata
Kalau cinta sudah tidak ada
Itu cuma cerita kaum pasrah
Karena semua harapannya musnah

Angin, berikan kabar terbaru
Dimana cinta terbelenggu
Biar kubawa pisau hati
Supaya cinta tidak mati

Rumput, kalian mengerti cinta ?
Perasaan tiada terhingga ?
Pengorbanan yang sia - sia ?
Ucapan yang tak nyata ?

Cinta, kamu mendengarkan ?
Aku disini mengungkapkan
Kesucian tubuhmu dan perihnya durimu
Saksikanlah temanmu

Sekarang dengarlah dunia
Aku bersekutu dengan cinta
Menomor-duakan harta
Menepis tahta

Udaraku adalah kecupan
Darahku adalah pelukan
Pikiranku adalah hatiku
Kekuatanku adalah kelemahanku

Jagad raya akan menyaksikan
Pengorbanan yang sia - sia beribu makna
Merobek semua kasta dan norma
Membuka impian manusia

Cinta, kamu melihat ?
Jantungku yang telah tertusuk olehmu
Berdenyut tak tentu
Agaknya sedang sekarat

Cinta, saksikanlah aku
Merobek egoku demi mengikutimu
Cinta, telitilah aku
kini aku bukan seperti dahulu

Aku memang bukan pangeran berkuda putih
Tapi aku bukan pemuda yang tertatih - tatih
Aku kini ksatria yang kau pilih
Dengan pedang perak aku melangkah gigih

Aku akan menjadi pahlawan
Tanpa tanda jasa dan penghormatan
Membunuh naga dan menyelamatkan puteri
Meskipun harus kehilangan diri

Aku belum kalah dalam perang
Meskipun telah terbunuh dan mati
Aku akan terus menyerang
Demi keselamatan tuan puteri

Cinta, dengarkah ?

(posting Jan di bulletin board Friendster.com)

No comments:

Post a Comment