Friday, December 17, 2004

Kupu-kupu Kertas

setiap waktu engkau tersenyum
sudut matamu memancarkan rasa
keresahan yang terbenam
kerinduan yang tertahan
duka dalam yang tersembunyi jauh di lubuk hati
kata-katamu riuh mengalir bagai gerimis

seperti angin tak pernah diam
selalu beranjak setiap saat
menebarkan jala asmara
menaburkan aroma luka
benih kebencian kau tanam
bakar ladang gersang
entah sampai kapan berhenti menipu diri

kupu-kupu kertas yang terbang kian kemari
aneka rupa dan warna
dihias lampu temaram

membasuh debu yang lekat dalam jiwa
mencuci bersih dari segala kotoran

aku menunggu hujan turunlah
aku mengharap badai datanglah
gemuruhnya akan melumatkan semua
kupu-kupu kertas

No comments:

Post a Comment